Dampak Krisis Chip Global Berlanjut, Apple Terancam Rugi Rp 57,5 Triliun

Dampak Krisis Chip Global Berlanjut, Apple Terancam Rugi Rp 57,5 Triliun Dampak Krisis Chip Global Berlanjut, Apple Terancam Rugi Rp 57,5 Triliun

Krisis chip nan melanda dunia tengah berdampak demi berbagai pertaktikan teknologi, terutama nan memproduksi hardware. Tidak kecuali Apple nan tercancam kena imbasnya.

Gegara krisis chip global ini, berbagai pabrikan terkendala paling dalam mendapatkan pasokan komponen untuk produksi produk mereka.

Yang akhirnya para pabrikan makin lama dalam memproduksi komponen nan dibutuhkan produksi hardware lain, tidak kecuali Apple.

Penelitian dari Susquehanna Financial mencatat, perkeaktifanan teknologi kini membutuhkan waktu setidaknya 17 minggu demi mendapatkan komponen.

Angka ini menjadikannya bagaikan waktu tunggu terlama sejak perusahaan mulai melacak data ala 2017 kemudian.

Bahkan, hasil riset menyimpulkan kalau waktu tunggu tercatat menandakan krisis chip sudah memenganuti 'Danger Zone'.

Jika dibandingkan demi tahun lalu, perbisnisan sahaja memerlukan waktu setidaknya hampir 13 minggu.

"Semua kategori produk utama naik secara signifikan. Ini adalah sebagian peningkatan terterbuka sejak kami mulai melacak data," kata Analis Susquehanna, Chris Rolland, dikutip dari Phone Arena, Kamis (20/5/2021).

Menurutnya, Apple terancam bisa kehilangan pendapatan santak 4 miliar dolar AS atau Rp 57,5 triliun semasih kuartal ini.

Sementara produsen mobil sendiri telah melaporkan kerugian pendapatan tenggat 110 miliar dolar AS atau Rp 1.581 triliun tahun ini.

Ia menyebut, krisis chip makin diperparah atas permintaan bahwa berlebihan karena khawatir kehilangan persediaan.

Waktu tunggu adapun meningkat seringkali memaksa pelanggan chip menurut memasok chip atau memesan lebih berlebihan.

"Tren ini yang mendorong inkubustri semikonduktor mengirimkan komponen lebih berjibun antara tahap awal karena berjibunnya permintaan melalui para pelanggan," ujarnya.

Itulah krisis chip global yang berdampak ala Apple hingga terancam merugi. (Suara.com/ Dicky Prastya).